Travelling sambil detox digital ? Sombori - Labengki Aja Sih !
- yukberkelana
- Apr 17, 2018
- 7 min read
Updated: Apr 18, 2018

Hello , Apa kabar semua ? Semoga sehat selalu. Kali ini gue mau cerita sedikit tentang travelling yang baru - baru ini gue lakuin. Sebelum jauh gue ceritain , kalian semua tau gak tentang istilah detox digital ? Mungkin beberapa dari kalian ada yang baru dengar tentang istilah ini , yap ! Gue juga belum lama - lama ini denger istilah yang satu ini . Detox digital , menurut asumsi gue sih , semacam menghilangkan kebiasaan yang berhubungan dengan digital. Gue sebagai orang yang hampir tiap hari kerja di depan komputer , terus menerus terpaku pada layar smartphone , terlibat dalam obrolan Whatsapp group, scrolling newsfeed di Instagram, atau membaca email mungkin tampak tak berbahaya, tapi sebenarnya gue menyadari rasa ketergantungan gue pada smartphone , hingga kadang gue harus memaksakan diri untuk mengalihkan perhatian dari layar gadget.
Kadang gue mikir , "gimana caranya gue menghilangkan kebiasaan itu ? pada saat kehidupan gue telah bergantung hampir sepenuhnya pada dunia online". Namun percayalah, beristirahat sejenak dari dunia maya dapat memberi banyak perubahan. Setidaknya itu yang gue alamin baru baru ini .
Oke , udah ada gambarankan mengenai detox digital ? Semoga penjabaran gue gak bikin kalian bingung yah hehe . Back to topic , Tanggal 12 April 2018 kemaren, gue bareng temen - temen gue travelling ke salah satu tempat di daerah Sulawesi Tenggara dan Tengah namanya Sombori dan Lebengki. Kok bisa pergi langsung ke dua provinsi ? Oke gue bakal jelasin sedikit , secara administratif , Labengki terletak di daerah Sulawesi Tenggara , sedangkan Sombori terletak di daerah Sulawesi Tengah , meski berbeda Provinsi secara administratif , tapi jarak antara Sombori dan Labengki itu tidak jauh , paling hanya membutuhkan perjalanan kurang lebih sekitar 30 - 45 menit via perahu kecil.
Trip kali ini gue ikut open trip di salah satu penyedia jasa open trip yang ada di Jakarta , piknik nusantara (@pikniknusantara). Perjalanan kita dimulai tanggal 12 April 2018 , gue ambil flight malem , karena meeting pointnya itu pagi. Sesampainya di Kendari , kita langsung dijemput oleh tour leader dari piknik nusantara , Bang Fran namanya . Perjalanan dari kendari ke Pelabuhan Poliarut memakan waktu sekitar 1.5-2 jam dengan menggunakan bus Damri . Jam 10an kira - kira , kita sudah sampai di pelabuhan Poliarut, untuk selanjutnya kita menyebrang menggunakan perahu kecil dengan kapasitas 20 orang. Untuk sampai ke Labengki kita membutuhkan waktu sekitar 2.5 jam. Sesampainya di Labengki, ternyata sudah mulai tidak ada signal , oke sip , kita mulai detox digital yang daritadi gue gaung - gaungkan . Di Labengki kita hanya makan siang sebentar , ganti pakaian, kemudian lanjut lagi untuk explore tempat - tempat kece di sekitar sini. Destinasi yang kita datangi berikutnya adalah Laguna Mahumalalang , atau orang - orang sering menyebutnya Green Lagoon. Untuk sampai di tempat ini gak mudah loh , tapi percayalah hasilnya bakal sepadan dengan effort yang udah kita keluarkan untuk sampai diatas tempat ini. Oh iya jangan lupa pakai sarung tangan kalau kalian mau kesini, bebatuannya tajam dan runcing .



Setelah selesai dari Green Lagoon , kita menuju destinasi selanjutnya yaitu Pantai Pasir Panjang , disini merupakan satu - satunya pantai yang memiliki banyak pohon kelapa. Oh iya gue belum jelasin yah , kalau kalian ada rencana mau travelling ke Sombori dan Labengki , jangan harap kalian bakal menemukan penjual - penjual kelapa muda segar seperti di pantai - pantai lainnya yang ada di Indonesia.





Waktu sudah mulai petang , saatnya kita pergi ke Desa Mbokita , sebuah tempat di Sombori yang bakal kita jadikan tempat bermalam. Perjalanan dari Pasir Panjang menuju Desa Mbokita itu sekitar 1 jam , jika tidak terjadi apa - apa . Kebetulan waktu kemaren gue kesana , di tengah - tengah perjalanan menuju Desa Mbokita , perahu yang kita tumpangi mengalami sedikit kerusakan , dan kita terombang - ambing di lautan selama kurang lebih 1 jam, agak ngeri sih sebenernya , sudah lewat maghrib pula , kita masih ditengah - tengah laut, wkwkwkwk. Untung semua yang ada di perahu tenang, dan tidak panik , tapi selalu ada hikmah dari sebuah kejadian , yap ! Selama kita terombang - ambing , kita ditemani dengan ribuan bahkan ratusan bintang yang sangat terlihat jelas jika kalian pergi ke Sombori ! That was an epic moment !
Sesampainya di Desa Mbokita , kita langsung dibawa menuju penginapan kita di sekitar Balai Desa Mbokita untuk selanjutnya istirahat dan bersih - bersih. Oh iya , selama di Desa Mbokita , kita bisa menggunakan toilet umum yang ada disekitar Desa Mbokita untuk bersih - bersih atau buang air, karena tidak ada kamar mandi di penginapannya. Dan jangan lupa ketika kita mempergunakan toilet itu kita harus membayar Rp. 15.000 untuk 1 jerigen besar
air bersih. Jadi hemat - hematlah kalian ketika menggunakan air wkwkwk !
Disini sudah mulai betul - betul tidak ada yang namanya sinyal , jangankan untuk scrolling news feed Instagram , untuk telfon dan sms saja tidak bisa. Tapi disinilah sensasinya ketika kita travelling ke Sombori , seperti yang awal gue bilang , detox digital ! Yap , kalian tidak perlu susah - susah mencari cara untuk melakukan detox digital , karena secara tidak langsung , kalian sudah masuk kedalam detox digital. Tenang tanpa sinyal hp , bukan berarti kalian tidak akan menemukan kesenangan , justru dengan hal ini , kalian akan lebih mengahrgai kebersamaan kalian dengan teman - teman , baik yang sudah kenal ataupun yang baru kalian kenal.
Depan ( Pupu , Olit , Syifa)
Belakang ( Joan ,Teguh , Bang Fran )
Oh iya , fyi selama disana gue tidur di teras rumah , karena di dalam kamar gak ada angin , dan panas banget sih ! Jadi saran aja sih kalau yang gak kuat panas kalian bisa ikutin cara gue buat tidur di depan teras rumah .
Keesokan harinya , tanggal 14 April 2018 , kita bakal menuju beberapa spot kece selanjutnya yang ada di Sombori , spot pertama yang kita kunjungi adalah Gua Allo , disini kalian bisa coba relaksasi di gua yang minim cahaya , agak horror sih , karena di gua ini selain minim cahaya , disini juga dijadikan tempat tinggal kelalawar. Banyak juga temen - temen lain yang gak jadi buat turun ke gua ini. Ketika ada beberapa yang batal untuk turun , ada satu cewek yang berani untuk turun , Liza namanya. Cewek ini berani banget sih menurut gue , cowok bangetlah wkwkwk.

Keseruan di dalam Gua Allo

Kalau kalian liat di foto tadi , jangan pikir itu cahaya alami , itu cahaya dihasilkan dari senter agar kita bisa mendapatkan foto , sebab jika tidak menggunakan senter , pasti tidak akan mendapatkan foto apapun , kecuali foto gelap !
Setelah selesai dari Gua Allo , kita kemudian bermain di Pantai sekitar Gua Allo, lumayan bening pantai disini , dan aliran arusnya agak tenang karena terhalang beberapa batuan karst.
Gue menghabiskan waktu dengan bermain kano
Setelah selesai dari Gua Allo dan main di Pantai sekitar Gua Allo , kita lanjut menuju Pasir Timbul , tapi saya saat kita sampai sana , pasirnya masih tertupi air laut karena masih pasang. Tapi sekali lagi tidak ada yang percuma kalau kita datang ke suatu tempat, disini gue sempetin buat main kano jug dan pemandangannya pasti bikin kalian takjub. Dan ada beberapa dari kita yang menghabiskan waktu dengan bersantai - santai di atas floaties.
Menghabiskan waktu di Pasir Timbul
Selesai dari Pasir Timbul , kita kemudian meneruskan ke destinasi selanjutnya , yaitu Rumah Nenek . Disini ada rumah seorang nenek yang tinggal di tengah - tengah perairan sekitar Sombori.
Rumah Nenek
Gimana ? Seneng gak kalau kalian punya nenek dengan rumah dan pemandangan yang seperti ini ? gue harap senenglah yah. Setelah setengah hari explore tempat - tempat kece di Sombori , kita kembali ke Desa Mbokita untuk makan siang. Oh iya makanan disini kebanyakan olahan ikan , tapi jangan takut , disini juga ada beberapa warung yang menjual Indomie jika kalian tidak menyukai olahan ikan.
Setelah selesai makan siang , kita menuju Sombori Hills , yap , puncak yang menurut orang - orang kerap dibandingkan dengan Raja Ampat. Untuk menuju Sombori Hills itu agak susah sih yah , jalannya terjal dan batu - batuannya runcing dan tajam , jadi sangat disarankan menggunakan sarung tangan , dan pakaian yang nyaman ketika menuju tempat ini. Sombori Hills memiliki 2 puncak , kebetulan kita ambil puncak 2 dulu , karena puncak ini lebih terjal dan membutuhkan waktu yang agak lebih lama ketika mendakinya. Setelah mengeluarkan effort yang lumayan bikin keringetan , akhirnya kita sampai juga di Puncak 2 Sombori Hills, pemandangan disini sekilas mirip sih dengan Raja Ampat , tapi ... Jangan pernah bandingin keduanya yah , karena menurut gue , setiap tempat pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing - masing , jadi yah nikmatin aja pemandangan dimana tempat kalian berpijak !
Foto dari Puncak 2 Sombori Hills , tanpa filter apapun !
Selanjutnya kita meneruskan perjalanan ke Puncak 1 Sombori Hills , untuk puncak yang ini sih tidak terlalu sulit seperti puncak 2 , bebatuan disini tidak terlalu tajam , dan masih banyak bebatuan besarnya.
Pemandangan dari Puncak 1 Sombori Hills
Sayang ketika kita sampai di Puncak 1 ini , mataharinya sudah mulai redup , jadi tidak mendapatkan hasil foto yang maksimal . Tapi tak apa, setidaknya gue pernah ngerasain di atas Puncak 1 ini . Oke , destinasi hari ini ditutup dengan puncak 1 ini , untuk selanjutnya kita kembali menuju Desa Mbokita. Sesampainya di dermaga Desa Mbokita , ada beberapa dari kita yang menghabiskan waktu dengan ditemani sunset di dermaga , dan kalian mesti tau sunset di dermaga Desa Mbokita merupakan salah satu yang ter-epic yang pernah gue alamin.


Gimana ? Epic gak sih menurut kalian ?
Keesokan harinya tanggal 15 April 2018 , hari terakhir gue di Sombori. Saat perjalanan pulang kita sempat mampir dulu ke daerah Labengki , Kimaboe Hills namanya . Lagi - lagi banyak orang yang bilang pemandangannya seperti Raja Ampat , it's oke gak masalahlah yah , kan pemikiran orang lain - lain . Gue juga gak bisa memaksakan kehendak gue buat bilang kalau Kimaboe Hills itu gak sama kaya di Raja Ampat. itu dua hal yang berbeda, layaknya kalian lagi ngeliat Raisa dan Nadine , mereka memiliki keunggulan tersendiri. Di Kimaboe Hills , kalian bisa menemukan teluk yang berbentuk love ,sedangkan di Raja Ampat tidak ada. Begitupun sebaliknya , di Raja Ampat kalian bisa menemukan gugusan - gugusan pulau kecil di Pianemo yang berjajar cantik dengan gradasi warna laut yang kalau kalian lihat langsung bikin adem , meskipun matahari sedang terik - teriknya sedangkan disini tidak ada yang seperti itu.
Pemandangan dari Kimaboe Hills
Setelah selesai dari Kimaboe Hills kita melanjutkan perjalanan kembali ke Pelabuhan Poliarut, tempat dimana awal kita menyebrang menuju Labengki. Gak kerasa sih , ternyata gue berhasil melakukan detox digital selama 3 hari tanpa perlu harus memikirkan gimana caranya untuk melakukan itu. Disana gue bener - bener gak pegang hp untuk berkomunikasi dengan orang lain , gak perlu pusing mikirin kerjaan yang setiap harinya gak pernah abis , gak perlu duduk berlama- lama di depan komputer pula ! Oke ini akhir cerita gue , gue cuma mau kasih saran kalau kalian pingin liburan sambil detox digital , gue saranin kalian buat pergi kesana. Dan alhamdulillah efek after gue detox digital yang gue rasain sih , gue berhasil ngeyakinin diri gue sendiri kalau ternyata kita bisa hidup senang meskipun tanpa hal - hal yang berbau digital. Baik itu smartphone , komputer kantor ataupun televisi yang hampir tiap hari gue tonton. Gimana ? kalian mau juga ngerasain detox digital ? Ayo main ke Sombori dan Labengki !
Comments